Mari berbagi cerita, inspirasi, ilmu pengetahuan dan pengalaman...!

Kamis, 14 April 2016

5 Pahlawan Pejuang Emansipasi Perempuan

Ayo siapa yang tahu pahlawan perempuan kita, selain Ibu Kartini? Ternyata Indonesia punya banyak pahlawan perempuan yang perjuangannya gak kalah hebat sama Ibu Kartini. Berikut ini ada 5 (lima) sosok pahlawan perempuan yang bisa menginsiparsi perjuangan kita sebagai generasi bangsa.


  • Raden Dewi Sartika  

    Raden Dewi Sartika
    (lahir di Bandung, 4 Desember 1884) adalah tokoh perintis pendidikan untuk kaum perempuan.Pada 16 Januari 1904, Dewi Sartika membuka Sakola Istri (Sekolah Perempuan) pertama se-Indonesia. Tenaga pengajarnya tiga orang yang salah satunya adalah Beliau. Berbeda dengan Karitini, Beliau telah merealisasikan ide-ide perjuangan beliau dengan mendirikan sekolah-sekolah khusus perempuan. Pada tahun-tahun berikutnya di beberapa wilayah Pasundan bermunculan beberapa Sakola Istri, terutama yang dikelola oleh perempuan-perempuan Sunda yang memiliki cita-cita yang sama dengan Dewi Sartika. Berkat usaha-usaha Beliau Seluruh wilayah Pasundan lengkap memiliki Sakola Kautamaan Istri di tiap kota kabupatennya di tahun 1920.

  • Laksamana Malahayati

    Laks. Malahayati
    Nama aslinya adalah Keumalahayati. Malahayati hidup di masa Kerajaan (Kesultanan) Atjeh dipimpin oleh Sultan Alaiddin Ali Riayat Syah IV yang memerintah antara tahun 1589-1604 M. Beliau merupakan Admiral Perempuan Pertama di Dunia. Keren banget kan. Kita bangga bisa tau bahwa sebenarnya Indonesia sudah menerapkan emansipasi perempuan sejak dulu kala. Beliau juga tercatat dalam sejarah sukses menghalau Portugis dan Belanda masuk ke Aceh, sesuai catatan seorang perempuan Belanda, Marie Van Zuchtelen, dalam bukunya berjudul “Vrouwlijke Admiral Malahayati”. Sepak terjang Malahayati sampai juga ke telinga penguasa Inggris. Sehingga negeri raksasa itu memilih cara damai saat hendak melintas Selat Malaka. Pada Juni 1602, Penguasa Inggris memilih mengutus James Lancaster untuk mengirim surat kepada Sultan Aceh untuk membuka jalur pelayaran menuju Jawa.



  • Hajjah Rangkayo Rasuna Said 

    HR Rasuna Said
    (lahir di Maninjau, Agam, Sumatera Barat, 14 September 1910) merupakan salah satu tokoh emansipasi perempuan. Beliau tidak saya memperjuangkan emansipasi Perempuan dijalur pendidikan tetapi juga melakukan edukasi dibidang Politik. Selain itu beliau juga aktif dalam bidang jurnalistik menjadi pemimpin redaksi di sebuah majalah, Raya. Namanya sekarang diabadikan sebagai salah satu nama jalan protokol di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.




  "Kewajiban berusaha adalah miliki kita; hasil adalah milik Allah - Cut Nyak Dien"

  • Cut Nyak Dien, 

    Cut Nyak Dien
    (Lampadang, Kerajaan Aceh, 1848) Cut Nyak Dien bersama Teuku Umar (suaminya), memimpin berbagai peperangan di tanah rencong melawan pasukan Belanda sejak tahun 1880. Belanda mengakui kewalahan menghadapi duet pemimpin ini. Sepeninggal suaminya, Beliau terus melanjutkan perjuangan untuk melawan Belanda dan konon katanya Belanda sendiri tidak mengetahui seperti apa wajah Cut Nyak Dien sampai akhirnya Beliau ditangkap oleh Belanda. Penangkapan Beliau oleh Belanda dipenuh oleh aroma pengkhianatan orang-orang kepercayaannya. Menurut saya, penangkapan Beliau lebih cocok diganti dengan kata penyerahan karena orang-orang kepercayaan Beliau memberiathukan dan mengatarkan Belanda ke tempat persembunyiannya. Jadi sebenarnya Beliau tidak pernah tertangkap tapi diserahkan oleh para pengkhianat ke Belanda. Kisah perjuangan Beliau pernah diangkat ke dalam film drama epos erjudul Tjoet Nja' Dhien pada tahun 1988. Film ini memenangkan Piala Citra sebagai film terbaik, dan merupakan film Indonesia pertama yang ditayangkan di Festival Film Cannes (tahun 1989). Nah buat yang penasaran bagaimana kisah perjuangan Beliau, bisa langsung tonton film nya.



RA Kartini
  • RA Kartini 

    (Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879) Nah kalau pahlawan yang satu ini pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita. Iyalah setiap tanggal 21 April, anak-anak SD atau TK rame menggunakan berbagai kostum-kostum pakaian adat atau kostum-kostum profesi guna memperingati hari Kartini. Hari peringatan perjuangan emansipasi Perempuan di Indonesia. Beliau dijadikan pelopor kebangkitan perempuan karena pikiran dan pandangannya mengenai emansipasi perempuan. Terbitnya surat-surat Kartini, seorang perempuan pribumi, sangat menarik perhatian masyarakat Belanda, dan pemikiran-pemikiran Kartini mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa. Pemikiran-pemikiran Kartini yang tertuang dalam surat-suratnya juga menjadi inspirasi bagi tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia, antara lain W.R. Soepratman yang menciptakan lagu berjudul Ibu Kita Kartini.

 Sebenarnya masih banyak lagi pahlawan-pahlawan perempuan yang ada di Indonesia. Bahkan mungkin ada juga yang belum mendapat gelar pahlawan nasional.


 

0 comments:

Posting Komentar