Ayo siapa yang tahu pahlawan perempuan kita, selain Ibu Kartini? Ternyata Indonesia punya banyak pahlawan perempuan yang perjuangannya gak kalah hebat sama Ibu Kartini. Berikut ini ada 5 (lima) sosok pahlawan perempuan yang bisa menginsiparsi perjuangan kita sebagai generasi bangsa.
Raden Dewi Sartika
|
Raden Dewi Sartika |
(lahir di Bandung, 4 Desember 1884) adalah tokoh perintis pendidikan untuk kaum perempuan.Pada 16 Januari 1904,
Dewi Sartika membuka Sakola Istri (Sekolah Perempuan) pertama se-Indonesia. Tenaga
pengajarnya tiga orang yang salah
satunya adalah Beliau. Berbeda dengan Karitini, Beliau telah merealisasikan
ide-ide perjuangan beliau dengan mendirikan sekolah-sekolah khusus perempuan. Pada tahun-tahun berikutnya di beberapa wilayah Pasundan bermunculan
beberapa Sakola Istri, terutama yang dikelola oleh perempuan-perempuan Sunda
yang memiliki cita-cita yang sama dengan Dewi Sartika. Berkat usaha-usaha Beliau Seluruh wilayah Pasundan lengkap memiliki Sakola Kautamaan Istri di
tiap kota kabupatennya di tahun 1920.
Laksamana Malahayati
|
Laks. Malahayati |
Nama aslinya adalah
Keumalahayati. Malahayati hidup di
masa Kerajaan (Kesultanan) Atjeh dipimpin oleh Sultan Alaiddin Ali Riayat Syah
IV yang memerintah antara tahun 1589-1604 M. Beliau merupakan Admiral Perempuan
Pertama di Dunia. Keren banget kan. Kita bangga bisa tau bahwa sebenarnya
Indonesia sudah menerapkan emansipasi perempuan sejak dulu kala. Beliau juga
tercatat dalam sejarah sukses menghalau Portugis dan Belanda masuk ke Aceh,
sesuai catatan seorang perempuan Belanda, Marie Van Zuchtelen, dalam bukunya
berjudul “Vrouwlijke Admiral Malahayati”. Sepak terjang Malahayati sampai juga
ke telinga penguasa Inggris. Sehingga negeri raksasa itu memilih cara damai
saat hendak melintas Selat Malaka. Pada Juni 1602, Penguasa Inggris memilih
mengutus James Lancaster untuk mengirim surat kepada Sultan Aceh untuk membuka
jalur pelayaran menuju Jawa.
Hajjah Rangkayo Rasuna Said
|
HR Rasuna Said |
(lahir di Maninjau, Agam, Sumatera Barat, 14 September 1910) merupakan salah satu tokoh emansipasi perempuan.
Beliau tidak saya memperjuangkan emansipasi Perempuan dijalur pendidikan tetapi
juga melakukan edukasi dibidang Politik. Selain itu beliau juga aktif dalam
bidang jurnalistik menjadi pemimpin redaksi di sebuah
majalah, Raya. Namanya sekarang diabadikan sebagai salah satu nama
jalan protokol di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
"Kewajiban berusaha adalah miliki kita; hasil adalah milik Allah - Cut Nyak Dien"
Cut Nyak Dien,
|
Cut Nyak Dien |
(Lampadang,
Kerajaan Aceh, 1848) Cut Nyak Dien bersama Teuku Umar (suaminya), memimpin berbagai
peperangan di tanah rencong melawan pasukan Belanda sejak tahun 1880. Belanda mengakui
kewalahan menghadapi duet pemimpin ini. Sepeninggal suaminya, Beliau terus melanjutkan perjuangan untuk
melawan Belanda dan konon katanya Belanda sendiri tidak mengetahui seperti apa
wajah Cut Nyak Dien sampai akhirnya Beliau ditangkap oleh Belanda. Penangkapan
Beliau oleh Belanda dipenuh oleh aroma pengkhianatan orang-orang
kepercayaannya. Menurut saya, penangkapan Beliau lebih cocok diganti dengan kata
penyerahan karena orang-orang kepercayaan Beliau memberiathukan dan mengatarkan
Belanda ke tempat persembunyiannya. Jadi sebenarnya Beliau tidak pernah
tertangkap tapi diserahkan oleh para pengkhianat ke Belanda. Kisah perjuangan
Beliau pernah diangkat ke dalam film drama epos erjudul Tjoet Nja' Dhien pada tahun 1988. Film
ini memenangkan Piala Citra sebagai film terbaik, dan merupakan film Indonesia
pertama yang ditayangkan di Festival Film Cannes (tahun 1989). Nah buat yang penasaran
bagaimana kisah perjuangan Beliau, bisa langsung tonton film nya.
|
RA Kartini |
RA Kartini
(Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879) Nah kalau pahlawan yang satu ini pasti sudah
tidak asing lagi di telinga kita. Iyalah setiap tanggal 21 April, anak-anak SD
atau TK rame menggunakan berbagai kostum-kostum pakaian adat atau kostum-kostum profesi guna
memperingati hari Kartini. Hari peringatan perjuangan emansipasi Perempuan di
Indonesia. Beliau dijadikan pelopor kebangkitan perempuan
karena pikiran dan pandangannya mengenai emansipasi perempuan. Terbitnya
surat-surat Kartini, seorang perempuan pribumi, sangat menarik perhatian
masyarakat Belanda, dan pemikiran-pemikiran Kartini mulai mengubah pandangan
masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa. Pemikiran-pemikiran
Kartini yang tertuang dalam surat-suratnya juga menjadi inspirasi bagi
tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia, antara lain W.R. Soepratman yang
menciptakan lagu berjudul Ibu Kita Kartini.
Sebenarnya masih banyak lagi pahlawan-pahlawan perempuan yang ada di Indonesia. Bahkan mungkin ada juga yang belum mendapat gelar pahlawan nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar