Mari berbagi cerita, inspirasi, ilmu pengetahuan dan pengalaman...!

Tampilkan postingan dengan label celoteh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label celoteh. Tampilkan semua postingan

Senin, 17 Februari 2014

Gravity : Bumi emang tempat tinggal paling save buat manusia


Belum lama ini saya nonton sebuah film yang judulnya Gravity. Pemeran utama prianya George Clooney dan pemeran utama wanitanya Sandra Bullock. Film itu menceritkan bagaimana perjuangan hidup seorang astronot wanita untuk dapat selamat dan kembali ke bumi. Adegan film awalnya dimulai dengan misi perbaikan sebuah satelit di luar angksa yang dilakukan oleh sejumlah astronot Amerika Serikat. Tiba-tiba ketika sedang serius-seriusnya ngerjain perbaikan, muncul peringatan akan datangnya badai solar ke arah meraka. Ternyata badai solar datang lebih cepat ketimbang perkiraan mereka dan boom....pesawat yang mereka tumpangi hancur karena tertabrak sampah-sampah dan benda-benda luar angkasa. Mulai dari situ film yang tadinya indah banget karena penontonnya dimanjakan oleh pemandangan eksotis bumi dari luar angkasa, berubah menjadi tegang karena bahaya demi bahaya datang silih berganti mengancam nyawa sang astronot wanita.

gravity 2013
Poster Film Gravity
Terus kenapa nulis judul bumi tempat paling aman buat tinggal manusia..? ya iyalah secara film ini meningatkan saya pada sebuah buku yang dulu pernah saya punya. Judul bukunya kapal bumi. Buku itu menceritakan bagaimana manusia bisa hidup aman dengan segala sumber daya yang Sang Pencipta berikan buat kita tanpa merasa khawatir dari ancaman bahaya di luar angkasa. Buku yang menurut saya benar-benar ok. Bukunya mirip ensiklopedi mini tentang berbagai hal yang kita bisa temui di bumi. Diceritakan menurut lini masa sejarah bumi sejak teori awal kejadian pencipataan bumi sampai dengan zaman modern dimana manusia dihadapkan dengan masalah-masalah yang mereka harus pecahkan. Masalah-masalah itu timbul karena berbagai macam hal mulai dari populasi manusia yang semakin banyak, kualitas lingkungan yang mulai menurun dan budaya manusia itu sendiri.

Yang menarik, dalam buku itu dijelaskan bagaimana sebenarnya kondisi luar angkasa yang mengelilingi bumi. Bahwa di sana ada badai solar yang kita gak tau kapan dia akan datang, gak ada oksigen, radiasi dari matahari atau benda kosmik lainnya, temperatur suhu yang ekstrem, trus banyaknya batu-batu luar angkasa yang berseliweran ke sana-sini. Makanya gak heran kalo para astronot dilatih dengan segudang kemampuan dan dibekali dengan seabrek peralatan yang canggih agar bisa bertahan hidup di lingkungan yang paling ekstrem. Di buku itu juga dijelaskan bagaimana atmosfer bumi yang berlapis-lapis menyebabkan kita terlindung dari bahaya jatuhnya benda-benda angkasa. Amtosfer kita yang berlapis-lapis juga menyebabkan kita tidak bisa secara langsung melihat luar angkasa. Kebayang kan kalo atmosfer kita cuma selapis dan beningnya kayak kaca. Wuih begitu ada batu meteor yang melesat atau badai solar yang menghantam akan keliatan pemandangan yang semua orang mungkin gak akan kuat ngeliatnya.
visulaisasi badai solar dalam film gravity

Nah dari info di buku itu dan ditambah visualisasi di film gravity, bikin saya sadar kalo bumi adalah tempat paling aman buat manusia. Walaupun ada gunung meletus, gempa, angin topan ataupun bencana alam lainnya, itu jadi keliatan gak seberapa dibanding  dengan bahaya di luar angkasa sana. Sebelum bencana alam tadi muncul manusia bisa mengetahui nya dari sistem peringatan awal atau tanda-tanda permulaan. Jadi risiko yang akan timbul bisa diatasi dengan baik. Kalo di luar angkasa emang gak kebayang berapa uang yang harus dikeluarkan untuk bisa hidup aman di sana....ck..ck..ck...! Berarti benar ya, kalo mau menembus langit maka kita perlu kekuatan bukan cuma kekuatan fisik tapi juga yang materi dan teknologi. Hidup di bumi dibuat nyaman oleh Yang Maha Kuasa supaya kita bisa lebih rileks ibadahnya, lebih rileks kerjanya, dan lebih rileks belajarnya. Alhamdulillah.....!


0

Minggu, 13 Oktober 2013

Cerita Bayar Pajak di Malaysia

Cerita ini sebenarnya udah lama banget ada di laptop saya...ini kisah nyata gimana cerita orang malaysia bayar pajak. Saya sih berharap bahwa membayar pajak di Indonesia suatu saat bisa seperti ini juga dan bahkan bisa lebih baik...!
  
Kerja sebagai TKI di negeri jiran tentu disamping mendapatkan hak berupa penghasilan rutin per bulannya juga kena kewajiban membayar pajak yang dibayar setahun sekali. Yang dimaksud tentunya adalah pajak penghasilan (disini disebut cukai pendapatan). Tulisan ini adalah cerita berbagi pengalaman tentang proses bayar pajak di Malaysia yang semuanya sudah serba elektronik, suatu manifestasi e-government (yang konon juga akan diterapkan di Indonesia dua tahun lagi bagi yang punya NPWP). Anggap lah ini selingan yang di-ada-ada-kan daripada menjadi ‘pengaggum’ cerita kesaktian pegawai pajak macam Gayus yang legendaris itu.

Yang berhubungan dengan vitalnya sistem e-government di Malaysia adalah sudah diterapkannya sistem administrasi kependudukan yang lebih baik dibanding di Indonesia. Sejak lebih dari tiga puluh tahun lalu mereka menerapkan nomor induk penduduk yang unik, yang digunakan untuk berbagai sistem administrasi warga negaranya seperti untuk kartus identitas, pendidikan, pemilihan umum, passport, SIM, sampai kepada nomor induk pajak. Pada saat dimulai, terjadi kerja yang luar biasa dalam skala negara Malaysia dimana semua penduduk di berbagai pelosok di data untuk mendapatkan nomor induk (suatu hal yang sama juga akan terjadi di Indonesia dengan kebijakan proyek nomor induk penduduk oleh Kemendagri). Ada satu cerita dari universitas tempat bekerja mengenai indentitas passport (nomor passport) mahasiswa dari Indonesia yang ternyata berubah bila passport-nya diganti (karena habis masa berlakunya) sesuatu yang aneh karena tidak menunjukkan nomor identifikasi unik yang bisa terus dipakai. Untuk yang non-Malaysia, saat berhubungan dengan pelayanan sistem pemerintahan termasuk dengan kantor pajak maka nomor passport lah yang menjadi identitas.

Seperti halnya sistem pajak di berbagai negara yang lazim berlaku, jenis pajak yang harus dibayar warga negara salah satunya adalah pajak tidak langsung. Yaitu bila kita mengkonsumsi barang yang dinikmati atau menggunakan jasa yang digunakan (misal pajak makan di restoran seperti McD adalah 5% dari total pembelian, lebih kecil dibanding di Indonesia yang 10%). Jenis pajak lainnya adalah pajak langsung, yaitu yang dikenakan pada individu berdasar dari penghasilan yang didapat secara reguler. Besarnya cukai pendapatan yang harus dibayar oleh seorang eskpatriat yang bekerja di Malaysia mempunyai rentang maksimum mencapai 27%; terdapat pengecualian bila si pegawai asing lokasi kerjanya di wilayah Iskandar Malaysia (wilayah pengembangan kota baru Iskandar yang terletak di negara bagian Johor bagian selatan yang berdekatan dengan Singapura) dan mulai bekerja pada tahun 2008, dimana maksimal penghasilan kena pajaknya adakah 15%. Ini merupakan insentif untuk memenuhi kebutuhan tenaga profesional di wilayah yang sedang dikembangkan; untungnya UTM termasuk pula dalam lingkup wilayah ini, sehingga bisa mendapat nominal berbeda yang harus dibayar nanti.

Saat ini penghasilan per kapita warga Malaysia per tahunnya adalah US $ 7500 atau sekitar Rp 67,5 juta; sebagai perbandingan pendapatan per kapita Indonesia di kurun yang sama per tahunnya  adalah US $ 3000 atau sekitar Rp 27 juta (yang menunjukkan secara rata-ratanya rakyat Malaysia saat ini lebih makmur). Dari jumlah di atas batas minimal penghasilan yang kena pajak di Malaysia adalah RM 20 ribu (Rp 56 juta); yaitu jumlah sisa penghasilan per tahun setelah dikurangi berbagai kewajiban yang harus dibayarkan oleh individu wajib pajak di Malaysia.

Sekitar bulan Maret tiap tahunnya, pihak majikan memberikan laporan penghasilan setiap pegawai yang didapat selama setahun sebelumnya. Data ini berisi gaji pokok, tunjangan dan pendapatan lain yang diperoleh secara rinci; pemberian data ini tentu untuk memudahkan tiap pegawai dalam mengisi data pembayaran pajak bagi Lembaga Hasil Dalam Negeri -LHDN (income revenue office atau kantor pajaknya Malaysia). Untuk melaporkan pendapatan LHDN sebenarnya bisa dilakukan secara manual dengan mengisi form dan mengirimkannya ke kantor pajak (seperti yang dilakukan di Indonesia saat ini); namun lebih mudah dan prosesnya otomatis bila mengisinya secara online. Maka yang perlu dilakukan adalah meminta akses ke websitenya melalui kirim email ke pin@hasil.gov.my dengan akun email resmi tempat kerja. Dalam email tersebut perlu dijelaskan identitas kita yaitu nama lengkap, nomor passport, alamat, majikan, nomor telpon dan tax reference number [nomor unik yang diberikan oleh kantor pajak ke majikan].  Dalam waktu singkat mereka akan membalas email, dan akan meminta konfirmasi kembali.

Setelah nomor pin diberikan, maka akses bisa dilakukan kapan saja ke laman web resmi LHDN untuk pembayaran pajak penghasilan di https://e.hasil.gov.my.  Selanjutnya, pengisian data di web dimulai dengan data dasar seperti konfimasi nama, alamat, tempat kerja, nomor rekening bank dan status perkawinan. Terdapat dua bagian besar pengisian data pajak penghasilan, yaitu yang pertama jumlah total penghasilan kena pajak (gaji pokok dan penghasilan lainnya; sedangkan tunjangan tidak dikenai pajak). Bagian kedua adalah pengeluaran yang akan mengurangi penghasilan kena pajak, bagian ini lah yang menunjukkan politik perpajakan yang diterapkan negara yang berbeda dan jelas menunjukkan kualitas sistem pemerintahan yang dijalankannya juga.

Di bagian kedua ini secara bertahap website menanyakan berbagai pengeluaran yang akan mengurangi total pendapatan pertahun secara otomatis. Yang langsung dikurangi adalah biaya hidup untuk keluarga, baik sebagai pribadi, membiayai anak dan istri (atau istri-istri bila melakukan poligami). Berikutnya adalah ditanyakan hal yang berhubungan dengan aktivitas sumbangan (derma) dan hadiah yang diberikan ke pihak lain; yang bisa dihitung untuk mengurangi pajak ini adalah sumbangan finansial kepada pemerintah, organisasi, perpustakaan, fasilitas orang kurang upaya, kegiatan olahraga, biaya perobatan maupun pemberian hadiah berupa artifak, manuskrip, lukisan ke lembaga yang diakui.

Hal berikutnya yang bisa menyebabkan berkurangnya kewajiban membayar pajak ke pemerintah Malaysia adalah: membantu biaya pengobatan orang tua (maksimum per tahun RM 5000); peralatan dasar yang membantu aktivitas untuk diri sendiri, keluarga maupun orang tua yg perlu dibeli karena sakit (kursi roda, kacamata; batasnya RM 5000 per tahun); biaya kuliah di tingkat pasca sarjana (maksimal RM 5 ribu); pembelian buku/majalah/jurnal/penerbitan untuk keluarga (maks seribu ringgit); pembelian komputer pribadi (RM 3 ribu, dan hanya boleh diklaim setiap tiga tahun); membeli alat olahraga (maks RM 300); asuransi  pendidikan anak (maks RM 3 ribu); dan terakhir adakah zakat yang dibayarkan (tanpa batas maksimal).

Bila melihat berbagai fasilitas pengurangan pajak di atas terlihat bahwa Pemerintah Malaysia mempunyai prioritas yang jelas dalam kehidupan warganya. Misal pengurangan pajak yang berhubungan dengan biaya kuliah pasca sarjana dan beli buku jelas memberikan insentif bagi warganya untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat (life long learner) yang akan meningkatkan sumber daya manusia negara secara keseluruhan. Keringanan yang didapat bila membeli komputer (PC ataupun laptop), adalah upaya jelas untuk meningkatkan kadar computeracy masyarakat dan menjadikan komunitas akrab dengan teknologi. Hal yang sama dengan alat olahraga, tentu pemerintah menginginkan warganya yang sehat jasmani (yang juga akan mengurangi beban anggaran biaya kesehatan). Tidak adanya pagu untuk zakat, menunjukkan kebijakan yang memihak dan mendukung umat Islam untuk menjalankan ibadah dan jelas ini mengejawantahkan warga negara untuk menjadi muslim yang baik (umat Islam yang baik adalah yang menjalankan rukun Iman, dan hubungannya dengan zakat menunjukkan anda harus ‘kaya’ supaya menjadi umat yang taat beragama).

Setelah mengisi formulir elektronik itu, maka secara otomatis website akan menghitung berapa saldo penghasilan yang akan kena pajak. Bila didapatkan angka yang berada di bawah batas minimum kena pajak, maka kita tidak harus membayar pajak pada tahun tersebut. Pada saat yang sama, masing-masing pegawai setiap bulannya secara rutin dilakukan pemotongan gaji untuk membayar pajak oleh majikan (nominal yang dipotong adalah perkiraan kasar yang nanti harus dibayar di tahun berikutnya, serta supaya wajib pajak tidak kaget harus membayar sekaligus dalam jumlah besar);  bila disebutkan tidak perlu membayar pajak, maka uang yang rutin dipotong itu akan dikembalikan beberapa bulan kemudian dalam bentuk cek ke alamat tempat kerja.

Sehubungan dengan pengisian data secara elektronik, maka tentu akan jadi pertanyaan, bagaimana kalau data yang diberikan tidak benar/palsu dengan tujuan untuk menghindari pajak yang harus dibayarkan? Tentu sebelum cek diberikan ke wajib pajak, pihak LHDN akan melakukan pemeriksaan apakah isinya rasional atau ngibul; yang kedua adalah mereka akan datang ke rumah wajib pajak untuk memeriksa bukti pembayaran/kuitansi/resit tentang berbagai pengeluaran yang disebutkan. Misal, bila disebutkan punya komputer baru; apakah benar membeli komputer? tentu akan ditanyakan mana komputernya dan bukti pembelian; demikian juga dengan bukti telah membayar zakat, lembaga mana yang menerima uang zakatnya dan mana tanda terimanya. Bila didapati ternyata tidak cukup bukti atau malah melakukan manipulasi, maka resikonya pun jelas, bayar pajak yang sesungguhnya sekaligus juga dendanya.
0

Kisah Inspiratif tentang Jendela Hati

Alkisah, Pasangan muda yang baru menikah menempati rumah di sebuah komplek perumahan.Suatu pagi, sewaktu sarapan, si istri melalui jendela kaca. Ia melihat tetangganya sedang menjemur kain.

"Cuciannya kelihatan kurang bersih ya", kata sang istri.
"Sepertinya dia tidak tahu cara mencuci pakaian dengan benar.
Mungkin dia perlu sabun cuci yang lebih bagus."

Suaminya menoleh, tetapi hanya diam dan tidak memberi komentar apapun.

Sejak hari itu setiap tetangganya menjemur pakaian, selalu saja sang istri memberikan komentar yang sama tentang kurang bersihnya si tetangga mencuci pakaiannya.

Seminggu berlalu, sang istri heran melihat pakaian-pakaian yang dijemur tetangganya terlihat cemerlang dan bersih, dan dia berseru kepada suaminya:

"Lihat, sepertinya dia telah belajar bagaimana mencuci dengan benar. Siapa ya kira-kira yang sudah mengajarinya? "


Sang suami berkata, "Saya bangun pagi-pagi sekali hari ini dan membersihkan jendela kaca kita."

Dan begitulah kehidupan.
Apa yang kita lihat pada saat menilai orang lain tergantung kepada kejernihan pikiran (jendela) lewat mana kita memandangnya..

Jika HATI kita bersih, maka bersih pula PIKIRAN kita.

Jika PIKIRAN kita bersih, maka bersih pula PERKATAAN kita.

Jika PERKATAAN kita bersih (baik), maka bersih (baik) pula PERBUATAN kita.

Hati, pikiran, perkataan dan perbuatan kita mencerminkan hidup kita.

Jika ingin hidup kita berkembang, maju, dan sukses (bersih/baik) Maka kita hrs menjaga hati, pkiran, perkataan dan Perbuatan kita tetap baik. Karena itulah segalanya.

HATI menentukan PIKIRAN..

PIKIRAN menentukan PERKATAAN & PERBUATAN




kisah ini diposkan ulang dari
https://www.facebook.com/calosa.busana.muslim/posts/590958010946272


Nah bagi teman-teman yang ingin berbagi kisah ini bisa unduh slide presentasi-nya di sini 
semoga kisah ini memberikan inspirasi bagi kita semua.....!


0

Rabu, 14 Agustus 2013

Susah Gak Sih Ikutan Tahsin Quran ?



Alhamdulillah saya diizinkan untuk mengikuti porgram Tahsin Al-Quran selama satu tahun. Alhamdulillah lagi, saya jadi tau bagaimana cara membaca Al-Quran yang benar dan itung-itung bisa jadi bekal untuk mengajarkan keluarga di rumah. Hehehe...!

Banyak kawan-kawan saya yang ingin mengikuti Tahsin tetapi terkadang terganjal dengan ketidak-PD-an akhrinya membuat mereka sulit untuk memutuskannya. "Gue pengen benerin bacaan Quran gue, tapi malu sama yang laen soalnya gue gak bisa banget". "Susah gak sih ikut Tahsin, yang dipelajarin apaan aja sih?" Nah itu tadi beberapa ungkapan yang sering muncul ketika kita memutusakan atau berminat untuk mengikuti program Tahsin. Sebelumnya kita kenalan dulu dengan istilah program Tahsin.

Tahsin tuh apa sih dan ngapain aja?
Program tahsin itu adalah program pendidikan untuk memperbaiki bacaan Al-Quran. Emang kenapa dengan bacaan Quran, ada yang berubah? Bukan berubah, tetapi pada program Tahsin Al-Quran, kita akan diproses untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas bacaan Quran kita. Esensi program Tahsin Al-Quran sama dengan pengajian TPA (Taman Pendidikan Al-Quran) yang kita dulu ikuti sewaktu kanak-kanak. Beda-nya yang ini lebih menekankan penguasaan ilmu tajwid-nya.

Kenapa kita perlu ngebenerin bacaan kita?
Kawan, bagi seorang muslim membaca Al-Quran dengan benar merupakan suatu keahlian yang harusnya bisa dimiliki oleh tiap individu. Al-Quran diturunkan oleh Alloh SWT dengan menggunakan bacaan tertentu (bahasa Arab dengan kaidah-kaidah tajwidnya) dan kita juga harus bisa membaca-nya sesuai dengan kondisi aslinya pada saat diturunkan tanpa mengurangi atau menyalahi aturan bacanya. Guru tahsin saya pernah berkata:

“ perbaikan bacaan Al-Quran memang tidak pernah semenarik kajian-kajian fiqih di masjid-masjid, padahal Al-Quran merupakan kalam Alloh SWT yang sering kita baca di dalam shalat kita. Apakah kita akan membiarkan gerakan shalat yang benar tetapi bacaan Quran-nya salah? Atau jangan-jangan karena kesalahan baca yang salah akhirnya merubah arti dari bacaan Quran itu sendiri, Naudzubillah”

bintaro tahsin
suasana tahsin
Yang paling dikhawatirkan dalam membaca Al-Quran adalah kesalahan kita dalam memenuhi kaidah-kaidah tajwid sehingga merubah arti bacaan. Misal-nya huruf ‘ain dibaca sebagaimana lafadz hamzah fathah, huruf dza dibaca sebagaimana huruf za dst. Pelafadzan yang salah bisa merubah arti dari bacaan yang kita baca.
Para ulama berpendapat bahwa membaca Al-Quran dengan tajwid merupakan fardua’in sedangakan mempelajari tajwid-nya adalah fardu kifayah. So ketika membaca Al-Quran seharusnya kita memperhatikan kaidah-kaidah tajwidnya agar bacaan kita benar.

Apa aja yang dipelajarin pas Tahsin?
Kawan yang dipelajari di program Tahsin adalah ilmu-ilmu sehubungan tata cara membaca Al-Quran, seperti Tajwid dan Ulumul Quran. Wah belajar Tajwid, waduh gue gak ngerti banget klo itu...! Tenang, justru dengan ikut Tahsin kita mau mengerti dan belajar tajwid. Berdasarkan pengalaman, banyak juga kok saudara-suadara kita yang pada awal program tahsin gak ngerti ini baca-nya apa, gimana cara baca-nya, atau hukum tajwid-nya apa? Tapi karena kita merasa senasib dan punya niat yang kuat untuk memperbaiki bacaan Quran kita, Insya Alloh, Alloh akan mudahkan jalannya.

Benar dan Lancar
Oiya..setidaknya ada dua tujuan utama dari program Tahsin Quran yaitu menggapai bacaan Quran yang benar dan lancar. Benar berarti bacaan kita sesuai dengan kaidah membaca Quran yang benar dan lancar berarti bacaan kita tidak lagi terbata-bata. Bacaan yang benar dapat kita capai dengan ber-tallaqi langsung dengan guru kita. Inilah keutamaan belajar langsung dari guru ketimbang dari buku. Guru bisa memberitahukan kita jika bacaan kita salah atau kurang sesuai sedangkan buku hanya diam. Tidak ada jaminan bahwa bacaan kita benar sekiranya kita hanya mempelajari cara baca Quran dari buku. Selain itu kita juga bisa mengakitfkan pendengaran kita melalui kaset-kaset atau mp3 murrotal Al-Quran dari para Qori. 

Satu lagi, di dalam al-Quran ada beberapa bacaan yang “unik” (yang berada di luar kaidah tajwid yang ada) yang hanya bisa dipelajari melalui seorang guru. Kita menggunakan istilah bacaan Ghorib untuk menyebut bacaan unik tersebut. Contohnya Surah Hud ayat 41 à lafadz Majeraahaa dibaca Majereehaa. Ini disebut Imalah dan dalam membaca-nya kita perlu mengetahui contoh pelafalanya.

Bacaan lancar dapat kita capai dengan meningkatkan frekuensi kita dalam membaca Al-Quran. Dengan sering membaca Al-Quran maka lidah kita akan terbiasa dengan huruf-huruf dan bacaan-bacaan tertentu dalam Al-Quran. Pengaktifan lidah ini ditujukan agar terbentuk keakraban kita dengan Al-Quran. Kemudian buktikanlah hasil bacaan kita pada orang yang kita yakini keakrabannya dengan Al-Quran.

Kiat sukses ikutan Tahsin
Ok...berikutnya sedikit tips supaya kita bisa sukses ikutan Tahsin.

(1)  Niat sungguh-sungguh
Kalo yang ini pasti sudah jelas sekali, bahwa niat sangat mempengaruhi keberhasilan kita dalam mengikuti program Tahsin Quran. Setiap semangat kita kendur buru-buru deh dikuatin lagi. Kita perlu inget sebuah hadist bahwa sebaik-baik kesibukan adalah orang sedang belajar Al-Quran dan mengajarkannya.

(2)  Optimis
Ini-nih yang sering kita hadapi saat sudah ikutan Tahsin. Terkadang kita merasa bahwa “Ya Alloh bacaan gue kok salah terus ya..., kayaknya gue emang gak bisa nih...!”. Sebelum galau melanda, maka kita harus yakin kalo kita pasti bisa mengucapkannya dengan baik. Jika kita merasa berat dalam mempelajarinya, tanyakan lah kepada instruktur/guru tahsin kita dan berdoa kepada Alloh agar kita dimudahkan dalam mempelajarinya.

(3)  Motivasi Ekstra
Hasil akan semakin baik, jika selama belajar kita sudah bertekad untuk langsung mengajarkannya kembali kepada orang lain. Cara ini akan membuat kita termotivasi untuk menerima pelajaran dengan serius dan seksama.
Terakhir...pesan untuk kawan semua yuk kita perhatikan dan perbaiki kembali bacaan Quran kita, jangan merasa cukup dengan kualitas ataupun kuanitas bacaan yang sudah kita dapati saat ini. Untuk kawan yang tinggal di sekitar wilayah Bintaro Jaya bisa ikutan program tahsin di FHQ Masjid An-Nashr Sektor 5 atau LHQ Masjid Assa'adah Pondok Safari Indah. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat.




Rabu, 03 Juli 2013

Pergi Ke Puskesmas



Beberapa hari yang lalu saya mendatangi sebuah puskesmas untuk mengantarkan nenek berobat. Entah mengapa walapunkondisi  gedung-gedung puskesmas di Jakarta sudah membaik namun setiap kali ke puskesmas muncul rasa sedih. Setiap kali ke puskesmas tetap saja menjumpai pemandangan yang sama. Mulai dari pelayanan puskesmas hingga prilaku orang dalam menjaga kesehatannya.

Beberapa kali pada hari itu,  saya dapati pasien-pasien yang kebingunan harus kemana jika ingin mendaftar berobat. Ada lagi kebingungan harus kemana setelah mendaftar. Walaupun di depan pintu masuk sudah diletakkan sebuah papan besar petunjuk alur pelayanan namun agaknya papan besar ini kurang dipahami pasien. Bahkan di tempat itu pula sudah disediakan meja resepsionis yang kosong. Pasien bingung dengan papan-papan itu atau hal kebalikan, pasien tidak berkemauan untuk membaca papan-papan itu. Aah seandainya di dekat pintu masuk di depan papan itu ada petugas resepsionis atau help desk yang memberikan informasi kepada pasien yang kebingungan...! Aah seandainya juga satu dari beberapa petugas parkir (security) yang ada bisa lebih tertarik membantu di meja resepsionis ketimbang menengadahkan tangan di halaman parkir puskesmas.


Gedung Puskesmas (hanya Ilustrasi)

Mungkin waktu tunggu  yang paling lama dalam memperoleh pelayanan di puskesmas adalah waktu pendaftaran. Setiap orang mengumpulkan dan menumpuk KTP atau kartu anggota puskesmas di setiap loket-loket pendaftaran. Bangku-bangku yang disediakan terisi penuh, bahkan sampai ada yang berdiri di sisi-sisi tembok ruang tunggu. Menunggu 30 menit s.d 2 jam mungkin untuk dipanggil dan ditanyakan Siapa yang sakit Pak? Sakit apa? Punya KTP daerah sini gak Pak? Untuk selanjutnya diberi nomor antrian ke setiap poli rujukan. Sayang-nya terkadang proses pendaftaran yang sudah baik pun terlihat tidak menarik ketika jumlah peng-antre membludak atau mereka tidak memiliki kesabaran yang cukup untuk menunggu sehingga seringkali menimbulkan kegelisahan, kepanikan, atau cekcok kecil di masing-masing loket antrean. Maklum tingkat kesabaran setiap orang kan beda-beda ya...! Aah seandainya puskesmas juga menerapkan sistem antrean terkomputerisasi layaknya di rumah sakit besar. Aah seandainya ruangan tunggu itu lebih besar dan rakyat-nya mau lebih sedikit bersabar atau pihak sebaliknya mengerti bahwa si sakit butuh penanganan segera.

Kesedihan yang paling-paling adalah ketika melihat pemandangan banyak sekali jumlah pasien yang datang. Apa ada hubungannya dengan hari-hari tertentu. Konon katanya jika ingin ke puskesmas jangan hari senin, karena pasti jumlah pasiennya akan lebih banyak ketimbang hari-hari yang lain. Sedih karena melihat seorang pasien yang hanya maag-nya kambuh datang ke puskesmas sambil ketawa-ketiwi dan berceloteh ria dengan pasien lainnya. Tetapi apalah, saya mungkin tidak mengetahui seberapa besar rasa sakit yang di derita pasien itu sehingga ia memutuskan untuk datang ke puskesmas. Yang lebih saya khawatirkan adalah ketika pasien-pasein yang mengalami penyakit-penyakit ringan atau yang sifat-nya berulang jadi menggampangkan untuk datang ke puskesmas. 

Ada suatu dilema ketika pemerintah memberikan fasilitas pengobatan murah atau gratis. Ini bukan berarti saya tidak setuju dengan fasilitas kesehatan yang diberikan pemerintah ya...! Dilema yang dimaksud adalah masyarakat jadi malas menjaga kesehatannya dan lebih mengedepankan pengobatan ketimbang pencegahan karena pengobatan sudah murah.  Semoga kekhawatiran itu segera sirna. Semoga pemberian fasilitas kesehatan dengan harga terjangkau tidak akan mengubah pandangan bahwa “sehat itu anugerah yang tak ternilai harganya jadi sudah sepatut-nya kita menjaga-nya”. Pengobatan juga merupakan bentuk menjaga kesehatan namun sebagaimana pepatah bijak yang mengatakan “mencegah lebih baik daripada mengobati”, mencegah lebih diutamakan dari pada mengobati. Perlu kesadaran bersama untuk saling mengingatkan bahwa kita perlu menjaga kesehatan dan perlu mencegah terjadinya kesakitan demi mewujudkan suatu bangsa yang sehat jasmani dan rohani. Teringat saya akan pesan seorang guru yang senantiasa mengingatkan kepada murid-muridnya bahwa sehat itu akan terasa bernilai ketika kita sakit dan jadikan itu sebagai pelajaran. Jargon yang sering Beliau sampaikan kepada murid-murid-nya adalah “mari bugar sepanjang usia”. 


"Mari Bugar Di Sepanjang Usia"

That’s it itu yang saya rasakan ketika beberapa waktu lalu mengunjungi sebuah puskesmas. Tulisan ini hanya pandangan saya semata dan tentunya tidak bersifat ilmiah....! tulisan ini juga sama sekali tidak ditujukan untuk menyinggung siapa-pun baik petugas kesehatan ataupun kita sebagai pasien. Namun pesan yang ingin saya sampaikan adalah yuk sebagai anggota masyarakat kita saling membantu. Membantu apa? Membantu mengingatkan dalam menjaga kesehatan, membantu orang yang kebingungan di puskesmas, dan membantu memberikan informasi yang benar seputar pelayanan kesehatan.....tentunya untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat jasmani dan rohani....Semangat Indonesia....!
0